![]() |
Peserta Dialog Capaian Praktek Baik Pencegahan Dan Penanganan Kekerasan Berbasis Gender Di Aula DP3AKB. Rabu, (27/8). |
Selong – Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kabupaten Lombok Timur bersama Yayasan Gemilang Sehat Indonesia (YGSI) menggelar Dialog Capaian Praktik Baik Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Berbasis Gender, Perkawinan Anak, dan Kehamilan Remaja di Aula DP3AKB Lotim, Rabu (27/8/2025).
Kegiatan yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan ini bertujuan menyampaikan hasil capaian implementasi Program Yayasan Gemilang Sehat Indonesia (YGSI) yang bergerak di Lombok Timur, khususnya di empat desa dan empat sekolah intervensi. Selain itu, forum ini juga menjadi ajang berbagi praktik baik dalam pencegahan perkawinan anak, kehamilan remaja, serta kekerasan berbasis gender dan seksual.
Kepala DP3AKB Lombok Timur, melalui Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan Fathiyah S.St. mengatakan Pemerintah Daerah berkomitmen mendukung advokasi Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKSR), pencegahan kekerasan berbasis gender dan seksual (KBGS), serta perlindungan anak dan perempuan.
“Forum ini menjadi ruang konfirmasi dan refleksi bersama agar praktik baik yang sudah berjalan dapat diaplikasikan lebih luas di desa dan sekolah,” ujarnya.
DP3AKB sendiri berkomitmen tetap akan melanjutkan apa yang di gagas YGSI ini karena terkoneksi dengan beberapa kegiatan yang ada di dinas terutama yang menyentuh desa-desa.
"Mengingat kasus kekerasan seksual ini yang menjadi korban adalah perempuan terhubung dengan beberapa kegiatan kami juga. Jadi untuk kedepannya kami akan tetap berkolaborasi dengan NGO dan Instansi yang lain yang terkait dengan program ini", paparnya.
Perwakilan Dinas PMD Assairul Kabir, S.Pt.M.Si menyampaikan empat desa yang menjadi intervensi program YGSI dapat mensosialisasikan program melibatkan pihak desa melalui keberadaan perdes dan aturan lainnya ke masyarakat.
"Tolong masyarakat terutama para pemuda agar mampu menjalin komunikasi dengan pihak desa untuk mengakses anggaran dari desa untuk kegiatan kegiatan yang terkait dengan pencegahan Perkawinan anak usia dini dan kekerasan seksual anak", pintanya.
Selain juga mendorong pemuda untuk aktif berkegiatan membangun inovasi, informasi dan teknologi didesanya. Baik itu melalui kegiatan fisik maupun membuat konten konten yang kreatif. Membentuk lembaga untuk sama sama mengamankan masalah pencegahan Perkawinan Anak.
Dari perwakilan Dinas Sosial Lalu Muhammad Isnaeni mengatakan, berkaitan dengan proses atau kasus perkawinan di usia anak Dinas Kesehatan meminta agar peserta melaporkan ke Dinas terkait untuk ditindaklanjuti sesegera mungkin terutama pada kasus anak - anak yang ada di bangku sekolah.
Menurut Dinas Sosial, pencegahan kasus perkawinan anak memiliki golden periode dimana harus direspon secepat mungkin. Terkait keterlambatan dalam pelaporan pihaknya mengakui karena beberapa faktor terutama keterbatasan SDM. Kedua, sarana prasarana yang masih terbatas. Namun pihaknya siap untuk sigap menangani bilamana ada laporan kasus yang masuk ke Dinas Sosial.
"Tapi apapun sebab dari keterlambatan, penanganan harus tetap segera di tangani, paling tidak lewat jalur koordinasi, dan kami siap ", ucapnya.
Dinas Sosial menyampaikan bahwa jika ada masalah yang terkait dengan layanan rehabilitasi, pihaknya siap memfasilitasi. Terlebih Dinas Sosial juga mempunyai program khusus untuk remaja yaitu pendidikan pemberdayaan keterampilan untuk remaja yang belum menikah. Seperti pelatihan pelatihan yang dilakukan guna menunjang karir dan pekerjaan yang dibuka setiap tahunnya.
"Kita ada program pelatihan, yang mau silahkan bisa daftar dengan membawa surat pengantar dari desa. Setelah lulus mereka akan difasilitasi alat sesuai pelatihan yang diambil ", bebernya.
Perwakilan Kemenag Lombok Timur M.Taisir juga mendukung program YGSI melalui implementasi PKRS ke Madrasah Madrasah dengan memasukkannya kedalam Materi Muatan Lokal.
"Program YGSI ini menarik, seperti cerita - cerita dan karya tulis karena memang keinginan dari madrasah ada video - video atau konten konten edukasi yang bisa disampaikan melalui materi Muatan Lokal ", terangnya.
Perwakilan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur juga menyampaikan program yang di lakukan YGSI sudah diterapkan melalui edukasi edukasi yang dilakukan di puskesmas puskesmas yang ada tentang reproduksi dan bahaya perkawinan usia anak.
Sementara Bappeda juga menyatakan siap mendukung program yang ditelurkan YGSI melalui koordinasi bersama Dinas atau instansi terkait namun sesuai tupoksinya.
Program YGSI sebagai perpanjangan tangan dari PtY sendiri telah dijalankan sejak 2021 di Lombok Timur dan Lombok Tengah dengan capaian antara lain lahirnya sejumlah peraturan daerah tentang perlindungan perempuan dan anak, penguatan kelembagaan desa, hingga pengembangan media edukasi berbasis budaya lokal.
Acara dimulai pukul 08.00 Wita dengan agenda pemaparan capaian program, diskusi komitmen stakeholder, hingga penutupan. Sebanyak 32 peserta hadir, meliputi unsur OPD, organisasi masyarakat sipil, forum anak, forum desa, guru PKRS, hingga media.
Field Officer YGSI Samsul Hadi sinergi berkelanjutan antara pemerintah, masyarakat, dan pemangku kepentingan lain dalam memperkuat upaya perlindungan anak dan pemberdayaan remaja di Lombok Timur. (DN)
No comments:
Post a Comment