![]() |
Sekda Lombok Timur H.M.Juaini Taofik, Kepala DP3AKB H.Ahmat bersama Perwakilan Forum Ramah Anak.Di Rupatama I Kantor Bupati. Selasa, (29/4/2025). |
DurasiNTB.com - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lombok Timur melalui DP3AKB berkomitmen untuk menjadikan wilayahnya sebagai kabupaten yang ramah anak. Untuk itu, mereka tengah fokus pada pengembangan fasilitas yang mendukung, baik di luar maupun di dalam lingkungan pendidikan.
Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (BP3AKB) Lombok Timur, H.Ahmat mengungkapkan bahwa langkah pertama yang akan dilakukan adalah menjalin kerjasama dengan berbagai pihak terkait untuk mewujudkan Lombok Timur sebagai daerah yang ramah anak. Salah satu langkah utama yang diutamakan adalah melengkapi fasilitas yang mendukung di lingkungan sekolah.
Menurut H.Ahmat, saat ini seluruh sekolah dari tingkat SD hingga SMP di Lombok Timur telah 100 persen menjadi sekolah ramah anak, namun masih terdapat beberapa kekurangan yang perlu diperbaiki. "Misalnya, fasilitas tempat bermain atau kantin yang menerapkan konsep kantin kejujuran," jelasnya kepada wartawan pada Selasa (29/4/2025).
Pemerintah berencana untuk mendukung lebih lanjut sekolah-sekolah yang telah mengadopsi sistem ramah anak ini. Sekolah-sekolah tersebut juga diharapkan untuk memasang plang atau tanda sekolah ramah anak agar masyarakat dapat dengan mudah mengenali status tersebut.
"Kami akan memastikan segala kekurangan yang ada, seperti WC, tempat bermain, dan fasilitas lainnya akan segera dilengkapi," tambah H.Ahmat.
Keterlibatan berbagai dinas dan instansi juga menjadi bagian penting dalam meningkatkan pemahaman dan pengetahuan bagi sekolah-sekolah yang telah menerapkan konsep ramah anak. Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, aktivis perlindungan anak, dan BP3AKB akan bekerja sama untuk memastikan penerapan yang tepat.
Lebih lanjut, Ahmat menjelaskan bahwa untuk menuju status sekolah ramah anak, diperlukan lebih dari 750 indikator yang kini bertambah menjadi 900 indikator, yang terbagi dalam lima klaster. Di antaranya adalah klaster pendidikan, kesehatan, dukcapil, dan lainnya. Begitu juga untuk penerapan ramah anak di tingkat desa, di mana desa tersebut harus bebas dari pekerja anak, bebas dari gizi buruk, serta memiliki fasilitas kesehatan dan pendidikan yang memadai, termasuk fasilitas rekreasi.
Meskipun Lombok Timur sudah mengisi 750 indikator yang diperlukan, ada beberapa dokumen pendukung yang belum lengkap, seperti kesiapsiagaan bencana yang melibatkan BPBD atau Damkar. Ahmat menambahkan bahwa untuk tingkat pendidikan SMA atau sederajat, Lombok Timur baru mencapai 28 persen dalam kategori ramah anak, karena kewenangan untuk sekolah-sekolah tersebut ada di tingkat provinsi.
Sebagai langkah lebih lanjut, Lombok Timur berkomitmen untuk memenuhi standar Kabupaten Layak Anak (KLA). Untuk mencapai KLA, Lombok Timur harus memenuhi sejumlah indikator lainnya. Ahmat optimis bahwa pada tahun 2025, Lombok Timur dapat mencapai status Madya.
"Standar KLA dibagi menjadi tiga kategori, yaitu Pratama dengan nilai 100-400, Madya dengan nilai 500-700, dan Nindya dengan nilai 700-900. Tahun ini, kami optimis menuju Madya," ungkapnya. (Yt)
No comments:
Post a Comment