![]() |
| Indra Jaya Usman, Saat Di Bawa Kejati NTB. Kamis, (20/11/2025). |
MATARAM, NTB – Dinamika politik di Nusa Tenggara Barat (NTB) tengah memanas menyusul penetapan status tersangka dan penahanan Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrat NTB, Indra Jaya Usman (IJU), oleh Kejaksaan Tinggi NTB pada Kamis, 20 November 2025. Kasus dugaan gratifikasi dana pokok-pokok pikiran (pokir) DPRD NTB yang menjerat IJU telah menciptakan kekosongan kepemimpinan sementara di tubuh partai berlambang Mercy tersebut. Di tengah ketidakpastian ini, muncul wacana dan harapan agar tampuk kepemimpinan selanjutnya diisi oleh figur muda yang segar, berintegritas, dan mampu mengembalikan citra partai.
Krisis kepemimpinan ini terjadi hanya beberapa bulan setelah IJU resmi dikukuhkan sebagai Ketua DPD pada Maret 2022. Penahanan ini tentu menjadi pukulan telak bagi Partai Demokrat NTB, yang sedang berupaya memperkuat posisinya di kancah politik lokal. DPP Partai Demokrat sendiri, hingga berita ini diturunkan, belum mengambil sikap resmi terkait bantuan hukum atau penunjukan pelaksana tugas (Plt) ketua, mengindikasikan adanya kehati-hatian dalam merespons situasi yang berkembang.
Kondisi vakumnya pucuk pimpinan ini secara alami memicu spekulasi dan diskusi internal mengenai sosok yang tepat untuk memegang kendali partai.
Dari berbagai sumber dan pengamatan, ada kecenderungan kuat di akar rumput dan beberapa petinggi lokal untuk mendorong munculnya figur muda.
Dampak Penahanan IJU terhadap Struktur Partai.
Penahanan IJU dan satu anggota dewan lainnya dari Partai Perindo, M. Nashib Ikroman (MNI), terkait kasus gratifikasi senilai sekitar Rp 2 miliar yang melibatkan 15 anggota dewan, telah menyedot perhatian publik NTB. Kasus ini tidak hanya berdampak hukum, tetapi juga politis, terutama dalam hal kepercayaan publik terhadap institusi legislatif dan partai politik yang terlibat.
Bagi Partai Demokrat NTB, tantangan terbesarnya saat ini adalah menjaga soliditas internal dan memastikan roda organisasi tetap berjalan efektif. Absennya ketua definitif dalam waktu yang belum bisa dipastikan membutuhkan solusi cepat dan strategis. Mekanisme partai memungkinkan penunjukan Plt Ketua DPD oleh DPP, sebuah langkah yang dinanti-nanti untuk mengisi kekosongan tersebut.
Namun, lebih dari sekadar mengisi kekosongan administratif, kebutuhan akan pemimpin yang memiliki visi jangka panjang untuk merestorasi kepercayaan publik menjadi krusial.
Mengapa Figur Muda Menjadi Harapan?
Wacana mengenai figur muda sebagai suksesor IJU bukan tanpa alasan. Ada beberapa faktor yang mendasari aspirasi ini:
1. *Restorasi Citra dan Integritas;* Kasus korupsi yang menjerat pimpinan partai sering kali mengikis kepercayaan publik. Figur muda sering diasosiasikan dengan energi baru, idealisme, dan rekam jejak yang relatif "bersih" dari kontroversi politik masa lalu. Memajukan pemimpin muda dianggap sebagai langkah konkret untuk menunjukkan komitmen partai terhadap nilai-nilai integritas dan antikorupsi, sejalan dengan semangat reformasi yang sering didengungkan.
2. *Adaptasi dengan Era Digital dan Keterbukaan:* Politik kontemporer menuntut adaptasi cepat terhadap perubahan, terutama dalam komunikasi publik dan penggunaan media sosial. Figur muda umumnya lebih fasih dalam memanfaatkan platform digital untuk berinteraksi dengan pemilih, menyuarakan program partai, dan membangun transparansi. Ini penting untuk menjangkau pemilih milenial dan Gen Z di NTB yang jumlahnya signifikan.
3. *Regenerasi Kepemimpinan*: Setiap partai politik membutuhkan proses regenerasi yang berkelanjutan. Momen krisis seperti ini, meskipun tidak diharapkan, dapat menjadi katalisator positif untuk mempercepat proses tersebut. Memberi kesempatan kepada kader muda untuk memimpin adalah investasi jangka panjang bagi keberlanjutan partai di masa mendatang.
4. *Visi Inovatif* : Pemimpin muda cenderung membawa ide-ide inovatif dalam manajemen organisasi, strategi pemenangan pemilu, dan perumusan kebijakan yang lebih relevan dengan tantangan zaman. Diperlukan pendekatan baru untuk menghadapi dinamika politik NTB yang kompleks.
*Kriteria dan Potensi Calon Muda*
Partai Demokrat NTB memiliki beberapa kader muda potensial yang tersebar di berbagai tingkatan, baik di struktur DPD, DPC, maupun di legislatif. Kriteria yang diharapkan dari sosok pemimpin muda ini antara lain:
Memiliki rekam jejak yang bersih dan tidak terlibat dalam pusaran kasus hukum. Memiliki kapasitas manajerial dan pengalaman organisasi yang mumpuni. Dekat dengan masyarakat dan memahami persoalan lokal di NTB. Mampu berkomunikasi secara efektif dan membangun jejaring, baik ke tingkat pusat (DPP) maupun ke tingkat bawah (DPC dan ranting).
Beberapa nama kader muda potensial mulai disebut-sebut dalam diskusi informal, meski belum ada pernyataan resmi. Para kader ini diharapkan dapat segera mengambil peran strategis untuk memastikan partai tetap solid.
Langkah Selanjutnya: Menunggu Sikap DPP.
Saat ini, sorotan tajam tertuju pada Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat di bawah kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Sikap DPP dalam menanggapi kasus IJU akan sangat menentukan arah partai di NTB.
Apakah DPP akan menunjuk Plt dari Jakarta untuk sementara waktu, atau memberikan keleluasaan bagi DPD dan DPC NTB untuk berkoordinasi menentukan arah kepemimpinan lokal, masih menjadi pertanyaan.
Anggota Fraksi Partai Demokrat di DPRD Provinsi NTB, Abdul Rauf, memilih untuk tidak berkomentar banyak pascapenetapan tersangka IJU, menunggu arahan resmi dari pusat. Ini menunjukkan adanya kepatuhan hierarki dan kehati-hatian dalam menyikapi situasi sensitif ini.
Proses pergantian kepemimpinan ini harus dilakukan secara hati-hati, transparan, dan sesuai dengan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) partai. Tujuannya adalah untuk menghindari perpecahan internal yang justru akan melemahkan partai di tengah krisis.
Penahanan Indra Jaya Usman merupakan ujian berat bagi Partai Demokrat NTB. Namun, di setiap krisis, selalu ada peluang. Aspirasi untuk menghadirkan figur muda sebagai ketua pasca-IJU adalah sinyal positif adanya keinginan untuk perubahan dan perbaikan. Kepemimpinan baru yang muda, energik, dan berintegritas diharapkan mampu membawa angin segar, merestorasi kepercayaan publik, dan mempersiapkan Partai Demokrat NTB menghadapi tantangan politik di masa depan, termasuk kontestasi politik lokal yang akan datang. Semua pihak kini menunggu langkah strategis DPP untuk menunjuk nahkoda baru bagi partai di Bumi Gora. (*DN)
