DurasiNTB

Lugas & Fakta

Iklan

terkini

Pokdarwis Sekaroh Sampaikan Harapan dan Kendala, Warga Sentil PT.ESL Yang Tanpa Aktivitas.

Saturday, October 11, 2025, October 11, 2025 WIB Last Updated 2025-10-12T12:02:41Z
Diskusi Bersama Warga Desa Sekaroh dan Tim Lembaga MMC NTB. Sabtu, (11/10/2025).


LOMBOK TIMUR – Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Sekaroh, Kecamatan Jerowaru, menyampaikan sejumlah kendala dan harapan untuk kemajuan pariwisata di wilayahnya. Aspirasi tersebut disampaikan saat mendampingi Tim Lembaga Kajian dan Pemberdayaan Masyarakat Makmur Mendunia Center (MMC) NTB meninjau beberapa titik lokasi wisata yang belum dikelola secara optimal, Sabtu (11/10/2025).



Ketua Pokdarwis Sekaroh, Budi Muliawan, mengatakan, pihaknya telah membentuk Pokdarwis sejak lima tahun lalu dan terus berupaya mengembangkan potensi wisata desa. Namun, sejumlah persoalan masih menjadi hambatan, terutama terkait perizinan dan batas wilayah pengelolaan.



“Kendala utama kami adalah soal perizinan yang masih tarik-menarik antara pemerintah desa dan pengelola kawasan hutan. Ini perlu kejelasan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” ujarnya.



Selain itu, Budi berharap pengelolaan wisata dapat memberikan manfaat yang merata bagi masyarakat. Ia menekankan pentingnya keterlibatan warga lokal dalam berbagai sektor pariwisata, mulai dari penyediaan transportasi, pedagang kecil, hingga pemandu wisata lokal. Sehingga Ketua Pokdarwis ini menaruh harapan besar kepada Pemerintah agar berkenan membantu masyarakat membangunkan gedung sebagai pusat pelatihan. Adapun terkait lahan, pihaknya siap berkolaborasi dan berkoordinasi dengan Pemerintah Desa dan juga masyarakat setempat..



“Kami ingin semua warga ikut merasakan manfaat wisata. Masyarakat bisa terlibat sebagai penyedia ojek lokal, pedagang asongan, dan guide lokal. Kami juga berharap ada pembangunan gedung pelatihan untuk peningkatan SDM agar pemuda Sekaroh bisa lebih mandiri,” jelasnya.



Menurut Budi, Desa Sekaroh memiliki dua akses masuk—baik melalui jalur darat maupun laut—sehingga dibutuhkan balai atau portal informasi sebagai pusat layanan bagi wisatawan. Ia juga menegaskan kesiapan Pokdarwis untuk bersinergi dan menghindari tumpang tindih pengelolaan di internal pelaku wisata desa.



“Kami berharap ada perhatian dan fasilitasi langsung dari pemerintah provinsi agar pariwisata Desa Sekaroh bisa bersaing secara sehat, baik untuk wisatawan domestik maupun mancanegara,” katanya.


Ardiyansyah, pembina Pokdarwis Desa Sekaroh mengatakan masih banyak spot - spot wisata di Desa Sekaroh yang masih belum tersentuh sepenuhnya termasuk kekayaan alam bawah laut nya yang terbilang masih sangat alami. Orang yang sudah 15 tahun menggeluti bidang pariwisata ini menyayangkan jika Pemerintah Provinsi NTB maupun pemerintah daerah tidak memaksimalkan potensi kekayaan bawah laut yang ada.


"Kekayaan laut di daerah Selatan khususnya di Desa Sekaroh ini sangat luar biasa, tinggal bagaimana Pemerintah mau ikut serta membantu kami saja", ungkap orang dengan panggilan sehari hari Jon ini.

Pengurus Pokdarwis Desa Sekaroh Bersama Tim Lembaga MMC NTB.


Di tempat terpisah, Kepala Wilayah Sunud Desa Sekaroh Darmun menambahkan bahwa pembenahan akses jalan menuju lokasi wisata sangat dibutuhkan. Ia juga menyoroti pentingnya sinergi antar sektor, termasuk dengan pelaku budidaya mutiara lokal, tanpa adanya intervensi yang merugikan masyarakat.



“Kami bersama pelaku budidaya mutiara lokal berencana membangun art shop agar warga bisa lebih mandiri. Namun kami juga butuh kejelasan legalitas lahan supaya tidak berbenturan dengan perusahaan luar,” ungkapnya.



Mewakili aspirasi masyarakat, Darmun turut menyinggung keberadaan PT. Eco Solution Lombok (ESL) yang telah menyewa lahan di Sekaroh sejak 2013, namun hingga kini belum menunjukkan aktivitas pembangunan. Sehingga lahan - lahan yang disewa PT.ESL seolah nganggur tanpa pengelolaan yang yang jelas.



“PT ESL ini dari dulu hanya janji, tidak ada tindakan nyata,” keluhnya.



PT. Eco Solutions Lombok (ESL) berencana melakukan pembangunan kawasan ekowisata skala besar di kawasan hutan lindung Sekaroh, Kecamatan Jerowaru Lombok Timur Nusa Tenggara Barat (NTB), dengan klaim biaya yang akan dihabiskan lebih dari 35 miliar US Dollar.



Namun faktanya, sejak diberi izin oleh Pemerintah Daerah sejak 2013 dan melakukan ground breaking pada November 2023 lalu. Sampai saat ini, belum ada satu pun tanda-tanda pembangunan di lokasi tersebut.



Terkait harapan dan kendala yang saat ini dihadapi Pokdarwis Desa Sekaroh, Lembaga MMC NTB, melalui Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pemberdayaan Awaludin,  menyampaikan bahwa pihaknya akan menindaklanjuti hasil pertemuan tersebut kepada Pemerintah Provinsi NTB setelah dibahas terlebih dahulu bersama Lembaga. Orang yang familiar disapa Ilham Jaya menyebut, harapan Pokdarwis Desa Sekaroh memang sejalan dengan program Pemerintah Provinsi  NTB saat ini yang mengusung jargon NTB Makmur Mendunia.



“Dalam waktu dekat kami akan rapat bersama dan menyampaikan hasilnya ke Gubernur NTB. Apa yang diharapkan masyarakat Sekaroh untuk pemberdayaan masyarakat memang sejalan dengan visi misi pemerintah Provinsi NTB saat ini, semoga ikhtiar kami ini menghadirkan solusi positif untuk kemajuan Pariwisata khususnya di wilayah selatan ", pungkasnya.(*DN).

Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Pokdarwis Sekaroh Sampaikan Harapan dan Kendala, Warga Sentil PT.ESL Yang Tanpa Aktivitas.

Terkini